Jumat, 12 Juli 2013

Garuda Indonesia - International Flight Network and Schedule

Kalau sebelumnya adalah jaringan dan jadwal penerbanga Garuda Indonesia untuk jalur penerbangan domestik, maka yang ini adalah jaringan dan jadwal penerbangan untuk jalur International. Untuk lebih detilnya, silahkan masuk langsung ke website resminya "Garuda Indonesia


























*salam jalan-jalan

Garuda Indonesia - Domestic Flight Network and Schedule

Berdasarkan update terakhir per bulan Juni 2013, berikut Jaringan Penerbangan dan Jumlah Penerbangan oleh  maskapai Garuda Indonesia untuk jalur domestik. Untuk jadwal lebih detil-nya anda dapat mengecek-nya dengan meng-klik link ini "Garuda Indonesia"

Domestic Flight Network by Garuda Indonesia Airlines


























Domestic Flight Schedule (for details, please visit http://www.garuda-indonesia.com)


Jumat, 05 Juli 2013

Labuan Bajo (main gate to Komodo Island) - Part II

Keesokan harinya, saya dibangunkan oleh cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela pintu kaca yang menghadap ke arah timur. Teringat akan perjalan panjang yang pastinya akan menjadi pengalaman luar biasa membuat saya sangat semangat pagi itu. Mengawali hari dengan sarapan di restaurant hotel yang menghadap ke arah pantai dan ditemani pemandangan taman hotel yang asri, memberi satu pengalaman baru buat seorang traveler meskipun pemandangan ini dapat dilihat juga di tempat-tempat wisata lainnya.

Untuk dapat melihat Komodo, ada dua alternatif, yaitu melihat komodo di Pulau Komodo atau di Pulau Rinca. Pada dasarnya, kedua pulau ini sama-sama memiliki Komodo bahkan menurut penduduk setempat, populasi Komodo di Pulau Rinca justru lebih banyak dari Pulau Komodo sendiri. Selain itu, perjalan ke Pulau Komodo memakan waktu kurang lebih 3 jam sekali jalan dengan perahu boat kayu atau kurang lebih satu setengah jam dengan speedboat. Sedangkan ke Pulau Rinca hanya memakan waktu sekitar 2 jam sekali jalan dengan perahu boat kayu atau sekitar satu jam dengan speedboat. Dan untuk perjalan ini, kami memilih Pulau Rinca sebagai destinasi kami.



Waktu dua jam di kapal pun tidak terasa mengingat sebentar lagi kaki ini menginjak pulau tempat hewan melata terbesar di dunia ini hidup. Pelayanan awak kapal yang  menyenangkan dan fasilitas di dalam kapal (makan siang dimasak langsung oleh awak kapal termasuk cemilan-cemilan hangat seperti gorengan, dll.). Makanya tidak heran, bila anda ingin bepergian ke pulau, maka anda harus memastikan ke agen kapal tersebut bahwa anda pasti berangkat karena awak kapal yang berangkat harus membeli berbagai perlengkapan untuk sepanjang perjalanan nanti.





Tibalah kami Pelabuhan Loh Buaya (sedangkan di Pulau Komodo, namanya adalah Pelabuhan Loh Liang) dan disambut oleh para petugas pengurus pulau tersebut yang kemudian akan mengarahkan wisatawan bahwa setiap rombongan harus ditemani oleh seorang petugas sekaligus pawang komodo. Perlu kurang lebih 10 menit berjalan kaki sambil menyusuri hutan tembakau untuk kemudian bertemu dengan kantor-kantor dan bangunan yang ada di pulau ini. Pada dasarnya, tidak ada penduduk yang tinggal di pulau ini. Namun, untuk kebutuhan pariwisata maka dibangun beberapa home stay untuk para wisatawan menikmati hidup di antara hewan melata raksasa ini. Home stay ini pun dibangun dalam bentuk rumah panggung untuk memisahkan manusia dari hewan karnivora ini. Setelah membeli karcis masuk dan mendaftar di kantor administrasi, perjalanan ke tempat para Komodo ini berkumpul pun dimulai. Berawal dari sebuah bangunan dapur di tengah-tengah home stay. Kami termasuk beruntung karena saat itu ada sekitar belasan komodo dengan berbagai ukuran yang sedang beraktivitas di bawah dapur dan sekitarnya. Ya, ini karena ada aktivitas masak-memasak di dapur yang membuat para komodo ini tertarik barangkali ada yang mau memberi mereka makan gratis.






Peringatan pertama bagi para wisatawan adalah jaga jarak dengan hewan ‘naif’ ini. Posisinya yang sepertinya sedang tidur dan malas mengecoh mangsanya yang ketika lengah dan dengan jarak yang terjangkau maka hewan ini akan dengan sigap menerkam mangsanya dengan sekali lompatan atau berlari kencang meskipun dari keadaan berbaring. Ya perilaku yang wajar bagi para hewan buas yang lapar untuk bertahan hidup. Untuk mempertahankan diri, hewan ini dilengkapi dengan kuku yang panjang dan tajam, ekor yang keras, dan gigi taring yang banyak dan panjang.




Kami kemudian berjalan ke arah hutan untuk melihat sarang hewan yang berkembang biak dengan bertelur ini. Perjalanan ini diwarnai dengan melewati sejumlah padang rumput savanna yang kering dan tipis sehingga sangat mudah terbakar meskipun hanya dengan sepuntung rokok yang lupa dimatikan. Kebijaksanaan wisatawan sangat diharapkan dalam hal ini. Pemandangan banyaknya pohon tua dan kering semakin menambah suasana berada seperti di Taman Jurassic Park. Tibalah kami di salah satu liang dimana sejumlah komodo tinggal dan berkembang biak. Sayangnya kami tidak menemukan liang komodo yang berisi telur namun kami bertemu dengan seekor komodo betina menurut pawang kami yang kemungkinan sedang mencari tempat untuk bertelur.







Perjalanan pun dilanjutkan dengan mendaki puncak bukit tertinggi di pulau ini. Bukit yang didominasi dengan rerumputan kecil ini membuat suasana puncak bukit menjadi indah dilengkapi dengan satu-satunya pohon ditengahnya serta pemandangan pantai dan alam Pulau Rinca yang pastinya memanjakan mata para wisatawan. Dan perjalan kami pun berakhir di Pulau Rinca ini.





Sambil menunggu waktu sunset tiba, kami dibawa awak kapal ke salah satu spot snorkeling dan diving ketika dalam perjalanan kembali ke Labuan Bajo. Hampir satu jam kami habiskan di sebuah pulau kecil yang dikelilingi laut yang tenang dipermukaannya namun arus bawah yang cukup kuat sehingga harus terus berenang mengayunkan kaki untuk mempertahankan posisi. Namun semuanya akan terbayarkan ketika melihat dasar laut yang indah dan dipenuhi dengan aneka hewan laut yang mungil-mungil dan berwarna-warni serta terumbu karang yang masih ‘perawan’.




Menjelang senja, kami kemudian dibawa ke suatu lokasi di laut Barat Flores ini untuk melihat tragedy terbenamnya matahari di ufuk barat. Kondisi ini mungkin akan sama dengan di tempat-tempat lainnya asalkan cuaca saat itu mendukung sehingga hasil photography anda semakin sempurna. Namun ada hal yang beda disini. Ketika matahari mulai tenggelam dan cahaya senja terukir indah di kanvas langit bumi, entah dari mana tepatnya mereka muncul, ratusan kelalawar terbang keluar dari salah satu pulau kecil didepan kapal kami dan membentuk formasi menyerang dengan terbang ke arah daratan Flores. Hampir setengah jam kami menunggu matahari benar-benar terbenam dan ratusan kelawawar terus keluar dari pulau kecil itu. Ini adalah fenomena yang terjadi setiap senja dari pulau kecil tak bernama ini. Mungkin dengan fenomena ini, pulau itu layak disebut ‘Pulau Kelalawar’.



Perjalanan kami pun berakhir dengan bertemu nelayan setempat di tengah laut Flores yang menjual seekor cumi sebesar paha manusia cuma dengan harga sepuluh ribu rupiah dan kemudian diolah menjadi cemilan terakhir (cumi goreng tepung) kami sambil kapal terus membawa kami bersender di dermaga Labuan Bajo dan petualangan di Pulau Komodo pun berakhir.

*salam jalan-jalan

Labuan Bajo (main gate to Komodo Island) - Part I

LabuanBajo, wilayah pantai paling barat dari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Siapa yang tidak tau Pulau Komodo? Ya, Labuan Bajo adalah pintu gerbang masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK). Labuan Bajo adalah ibukota dari Manggarai Barat dan merupakan tempat persinggahan bagi para wisatawan yang ingin ke Pulau Komodo.

Dengan menggunakan pesawat Transnusa Air dari Denpasar sekitar pukul setengah delapan waktu itu, penerbangan yang memakan waktu sekitar kurang lebih 1,5 jam itu akhirnya membawa saya mendarat di Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo.



Waktu kedatangan saya bertepatan dengan akan diumumkannya deklarasi Tujuh Keajaiban Alam Dunia oleh New 7 Wonders Foundation dari Swiss  dan Pulau Komodo termasuk salah satu nominasinya. Dengan tidak sengaja berkenalan dengan salah satu orang media yang memang kedatanganya bermaksud untuk meliput acara tersebut, maka saya ditawarkan berkesempatan untuk ikut dalam bagian di acara tersebut yang melibatkan pemerintah setempat.

Setelah tugas kantor saya selesai, maka saya menghabiskan waktu bersama tim pemerintah daerah setempat dan rekan media tersebut untuk ikut dalam rangkaian acara tersebut. Kebetulan tempat saya menginap sama dengan tempat awak media tersebut menginap.

Perjalan kami diawali dengan acara pesta rakyat bajo yang dilakukan di pantai Pede. Acara memang tidak terlalu meriah. Akan tetapi banyak sekali masyarakat yang hadir bahkan wisatawan lokal maupun internasional yang juga hadir dalam pesta rakyat ini.

TariCaci merupakan tarian tradisional penduduk Manggarai Barat dan merupakan atraksi tarian perang khas Manggarai. Tarian ini menyiratkan simbol dan makna kepahlawanan serta keperkasaan. Tarian ini dibagi menjadi dua kelompok laki-laki, masing-masing terdiri dari delapan orang yang secara bergantian mendapat kesempatan berhadapan dengan anggota kelompok lainnya. Setiap atraksi akan melibatkan seorang laki-laki dari masing-masing kelompok yang kemudian akan bertindak sebagai penyerang dan sebagai pihak yang bertahan (penangkis serangan).



Para penari caci semuanya adalah laki-laki tetapi tidak semua lelaki dapat unjuk kebolehan dan keterampilan di arena caci. Terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah tubuh atletis adalah salah satu syarat yang harus dimiliki seorang penari caci. Selain itu, penari juga harus pandai menyerang lawan dan atau bertahan dari serangan lawan, luwes dalam melakukan gerak tari, serta dapat menyanyikan lagu daerah. Hal-hal tersebut yang akan mereka lakukan selama pertunjukkan yang diringi musik gendang, gong, dan nyanyian. 

Pakaian penarinya yang khas sudah menjadi daya tarik sendiri. Penari perang tersebut mengenakan celana panjang berwarna putih dipadu dengan kain songke (sejenis songket khas Manggarai) yang dikenakan di sebatas pinggang hingga lutut. Tubuh bagian atas dibiarkan telanjang sebab tubuh tersebut adalah sasaran bagi serangan lawan. Pada bagian kepala, para penari mengenakan topeng (panggal) berbentuk seperti tanduk kerbau dan terbuat dari kulit kerbau yang keras serta dihiasi kain warna-warni. Panggal akan menutupi sebagian muka yang sebelumnya sudah dibalut dengan handuk atau destar sebagai pelindung. Tarian ini pun berjalan sepanjang hari hingga acara puncak dilaksanakan sekitar jam tujuh malam waktu setempat, yaitu Festival Seni dan Budaya se – Daratan Flores – Lembata.



Selain adanya atraksi tarian caci, di sekeliling arean tarian  terdapat sejumlah stand sederhana yang diisi oleh para pengrajin lokal yang menawarkan berbagai macam produk kerajinan asli penduduk setempat, diantaranya, kain songke, kain ikat, dan patung kayu komodo. Selain di acara ini, wisatawan juga dapat memperoleh souvenir ini di toko-toko souvenir di Labuan Bajo, khususnya di jalan Yos Sudarso.

Kami kemudian bergerak ke lapangan utama halaman kantor Bupati Manggarai Barat. Saat kami tiba, halaman sudah dipenuhi dengan sekitar 2011 penari yang merupakan kumpulan siswa SD, SMP, SMA, para penari professional setempat yang akan secara serentak mementaskan tari adat massal ‘Ndudundake’ yang akhirnya mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).



to be continued.....

Rabu, 03 Juli 2013

Kota Belinyu (Part II)

 ‘nyo nek kato nyo la

Melanjutkan tulisan sebelumnya, disini anda dikenalkan dengan wisata kuliner asli BelinyuKota Belinyu memiliki cukup beragam makanan yang bisa memanjakan lidah anda, diantaranya adalah


1.    Martabak
      Sering mendengar, melihat, bahkan mungkin membeli yang namanya ‘Martabak Asli Bangka’ kan? Nah di Belinyu, anda tidak akan menemukan ‘Martabak Asli Bangka’ di Belinyu. Yang ada hanya ‘Martabak’ saja. Sejak saya kecil, martabak yang ada hanya martabak manis dan tidak ada di sini martabak telor. Bahkan, untuk isinya dulu itu hanya ada wijen, meses, atau keju. Tapi seiring berkembangnya jaman, variasi itu pun tetap berkembang juga. Tapi anda harus mencoba martabak asli dari Belinyu ini (bisa di cari di sepanjang Jl. Panji Pasir atau sederetan kompleks sekolah St. Agnes) dan rasakan nikmatnya martabak di tempat asli makanan ini mulai muncul.




2.   Otak-otak
      Merupakan makanan yang terbuat dari ikan dan terdiri dari dua jenis, yaitu otak-otak rebus atau biasa disebut ‘enjan’ atau ‘cacak ikan’ dan otak-otak panggang atau biasa disebut ‘sate panggang’. Dimakan dengan kuahnya yang khusus dan nikmatilah enaknya otak-otak. Makanan ini pun dapat anda temukan di sepanjang Jl. Panji Pasir.







3.   Kerupuk, Kemplang, Getas (orang Bangka menyebutnya dengan ‘kretek’)
      Berbagai jenis kerupuk, kemplang, dang etas dapat anda temukan disini sebagai tempat asli pembuatannya sebelum akhirnya berkembang hingga ke kota metropolitan. Kalau sudah terbiasa dengan kerupuk yang dimasak dengan minyak goring, maka anda perlu mencoba kemplang yang dimasak dengan dipanggan atau kerupuk yang digoreng dengan pasir putih pantai. Sangat penting untuk dijadikan oleh-oleh karena ringan dan harganya pun terjangkau. Makanan ini bisa anda temukan di daerah Kampung Tengah.


                                (disadur dari internet)

4.   Mie Cina alias Bakmie
      Sebenarnya ini merupakan salah satu makan favorit dan harus dicoba bagi para traveler. Namun sayangnya, mie cina ini hanya bisa dikonsumsi oleh teman-teman non-muslim saja karena dimasak dengan menggunakan minyak dan daging pork. Lagi-lagi makanan ini juga bisa anda temukan di sepanjang Jl. Panji Pasir.

5.   Warung Es Alpokat + Es Kacang Merah
      Sangat cocok bagi anda yang haus setelah lelah berkeliling kota Belinyu dan sekitarnya. Salah satu warung es yang sudah ada sejak orang tua saya masih anak-anak adalah warung es yang letaknya di sebelah Toko Menara. Semua orang Belinyu pasti tau warung es ini. Atau bisa juga ke warung es ‘Warung Kutub Utara’ Dengan merogoh koncek sekitar 8-10 ribu, kita sudah bisa menikmati es alpokat + kacang  merah dengan es serut yang pasti membuat anda ingin mencobanya.


                               (disadur dari internet)

Untuk menginap, ada beberapa hotel yang lumayan bagus untuk menjadi tempat temporary stay, diantarayanya:

1. Hotel Golden Dragon


















2. Hotel Sam Pesaren























3. Losmen Garut
4. Penginapan 2004
5. Penginapan 2009
6. Penginapan Indri
7. Wisma Timah II

Kota Belinyu merupakan sebuah kota kecil yang belum terlalu terkenal namun sangat menarik bagi anda pecinta tempat baru yang masih murni dengan gaya kehidupan yang masih termasuk tradisional dan dengan objek-objek wisata yang juga bervariasi dan tidak kalah indahnya dengan objek wisata lainnya.

So, tunggu apalagi. Buatlah jadwal perjalanan anda untuk berkunjung ke kota ini dan nikmati keindahan alam disini sehingga menambah pengalaman dan daftar perjalanan anda.

* salam jalan-jalan


Flight:-
-       Sriwijaya Air               : 6 flight per day
-       Lion Air                       : 3 flight per day
-       Garuda Indonesia      : 2 flight per day
-       Citilink                         : 1 flight per day

Kota Belinyu (Part I)

 ‘nyo nek kato nyo la'

Mari kita mulai dari sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Sumatera. Sebelum akhirnya menjadi sebuah bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung sejak tanggal 21 November 2000, Pulau Bangka merupakan bagian dari provinsi Sumatera Selatan.


Pulau Bangka, sebuah pulau dengan luas wilayah sekitar 16,400 km2 dan dengan jumlah penduduk mencapai 1,25 juta jiwa. Mungkin Pulau Bangka belum setenar pulau tetangganya (Pulau Belitung – red) yang terkenal dengan “Pulau Laskar Pelangi”-nya. Namun pulau yang berkotakan kota Pangkalpinang sebagai pusat pemerintahan provinsi juga memiliki sejumlah keindahan alam yang luar biasa menakjubkan.

Sebagai seorang kelahiran tanah Bangka (tepatnya kota kecil Belinyu, sebuah kecamatan di sisi utara Pulau Bangka), jiwa saya sangat terbiasa dengan keadaan alam yang masih berkelilingkan hutan dengan pohon-pohon tinggi, bukit-bukit dan gunung-gunung, bahkan bau pesisir pantai yang khas membuat saya sangat merindukan pulau dan kota kelahiranku itu.

Dengan bermodalkan waktu kurang lebih satu jam penerbangan dari Jakarta menuju Pulau Bangka (touch down at Depati Amir Airport at Pangkalpinang, Bangka), kita mulai dapat merencanakan jadwal perjalanan mengelilingi pulau ini. Tidak seperti Pulau Belitung yang ukurannya lebih kecil dari Pulau Bangka, maka diperlukan paling tidak satu minggu bila ingin menjelajah seluruh wilayah pulau yang terkenal sebagai penghasil timah ini.

Ada sejumlah tempat yang mungkin dapat menjadi pilihan untuk berwisata. Mungkin juga banyak yang sudah mendengar sejumlah pantai cantik dan indah di sepanjang pesisir pulau penghasil lada ini seperti Pantai Pasir Padi – Pangkalpinang, Pantai Parai Tenggiri – Sungailiat (salah satu pantai yang terkenal juga hingga kalangan wisatawan mancanegara), Pantai Matras – Sungaliat, Pantai Tanjung Pesona – Sungailiat, Pantai Rebo – Sungailiat, Pantai Batu Bedaun – Sungailiat, Pantai Tanjung Kelian – Muntok, Pantai Tanjung Ular – Muntok, dan sejumlah pantai lainnya. Ada juga sejumlah objek wisata yang juga mungkin sudah familiar di tengah-tengah traveler, seperti Pesanggrahan Bung Karno ketika di buang ke Pulau Bangka, yaitu di Bukit Menumbing – Muntok, Tangga Seribu – Muntok, Museum Timah – Pangkalpinang, Kampung Cina Simpang Gedong, Lumut – Belinyu, dan Kolam Pemandian Air Panas – Pemali (salah satu tempat bermain saya ketika masih SMA karena dari asrama saya sekolah tinggal genjot sepeda sekitar 10 menit).

Tapi disini saya mau bercerita tentang sebuah kota kecil yang terletak di sebelah utara Pulau Bangka, yaitu kota tempat kelahiranku, kota Belinyu. Dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam dari kota Pangkalpinang, maka kita akan bertemu sebuah pintu gerbang selamat datang di Kota Belinyu "Kota Bersatu" yang terletak dekat dengan sebuah jembatan terkenal di kota ini, yaitu ‘Jeramba Bandung’.






 Ada banyak tempat yang dapat dikunjungi di kota kecil ini, diantaranya adalah

1.    Pantai Penyusuk
      Sebuah pantai yang terletak kurang lebih satu jam perjalanan darat dari Belinyu dengan pasir putih yang halus dan air yang masih jernih serta komposisi batuan alam yang tinggi, besar, dan indah menambah objek untuk memuaskan mata akan keindahan alam.



                               (semua gambar disadur dari internet)

2.   Pantai Romodong
Sebuah pantai yang sebenarnya berdekatan dengan Pantai Penyusuk, terkenal dengan       pintu gerbangnya yang terbuat alami dari dua buah batuan besar sebagai gerbang masuk       ke pantai itu.



                                (semua gambar disadur dari internet)

3. Pantai Tanjung Putat
    Sebuah pantai  yang jarang di posting dan menurut saya juga indah dan enak untuk 
    menikmati pemandangan sore termasuk sunset. Terletak di pinggir kota sehingga tidak jauh 
    dari pusat kota tapi memiliki keindahan yang cukup eksotis dengan sejumlah perahu nelayan 
    yang bersandar di tepiannya ketika air laut surut.




4. Taman Pha Kak Liang
Sebuah taman air dengan arsitektur bangunan china. Taman air ini sendiri menurut cerita      sebenarnya adalah bekas tempat penambangan tanah kaolin dulunya dan sekarang      dibangun objek wisata yang kolam air berisikan berbagai jenis ikan dengan berbagai jenis ukuran dan sebuah kuil besar dengan anak tangga yang berjumlah sekitar 1,000 anak tangga.
                                 (gambar disadur dari internet)

5. Taman Goa Maria
Pada awal tempat ini dibangun, bukan untuk objek wisata namun dipakai sebagai rumah doa bagi orang-orang Kristen katolik. Berlokasikan di belakang sebuah komplek gereja dan sekolah katolik (TK, SD, SMP, dan SMA St. Agnes), kini Goa Maria sudah dibuka untuk umum dan menjadi salah satu objek wisata di kota kemplang ini.



to be continue......